Header Ads

test

Cerita Kecil Tentang Sanggau ku yang Fantasti



 
  
Hari-hari yang telah ku lalui di kampung halamanku tempat aku dilahirkan, selalu membuatku rindu akan indahnya hari-hari disana. Berbicara mengenai kampung halaman, maka akan ku ceritakan tentang kampung halaman ku. Sanggau, adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Kalimanatan Barat. Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah yang terletak di tengah-tengah dan berada di bagian utara provinsi Kalimantan Barat dengan luas daerah 12.857,70 km² dengan kepadatan 29 jiwa per km². Dilihat dari letak geografisnya kabupaten sanggau terletak di antara 1° 10" Lintang Utara dan 0° 35" Lintang Selatan serta di antara 109° 45", 111° 11" Bujur Timur.

Sejarah terbentuknya Sanggau belum banyak bisa terungkapkan, dari beberapa sumber yang ku dapatkan dari para orangtua, banyak yang mengatakan bahwa sejarah Sanggau dimulai saat Putri Daranante, seorang perempuan ningrat dari Kerajaan Sukadana, Ketapang, saat mencari suaminya yang bernama Babai Cinga, yang merapat di salah satu sungai yang ada di Sanggau, yang sekarang bernama sungai Sekayam. Dalam perjalanan menyusuri Sungai Sekayam, rombongan Dara Nante bertemu dengan orang-orang dari Suku Dayak Mualang yang berusaha untuk menemukan sebuah kampung yang bernama Tampung Juah. Rombongan itu pun bergabung dan bersama-sama mengarungi Sungai Sekayam. Ditengah perjalanan, ternyata di aliran Sungai Sekayam terdapat dua cabang anak sungai. Rombongan besar ini kemudian memilih salah satu cabang Sungai Sekayam yang saat ini dikenal dengan nama Sungai Entabai. Ternyata pilihan itu tepat karena rombongan Dara Nante dan Suku Dayak Mualang berhasil menemukan Tampun Juah yang terletak di hulu Sungai Entabai. Berkah bagi Dara Nante karena di tempat itulah ia menemukan Babai Cinga. Dan menetaplah Dara Nante untuk sementara waktu di Tampun Juah. Dara Nante tidak menetap selamanya di Tampun Juah karena Dara Nante memutuskan untuk pulang ke Sukadana dan kembali menyusuri Sungai Sekayam. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya disebuah tempat yang dikenal dengan nama Labai Lawai,  rombongan Dara Nante menghentikan perjalanannya dan membangun sebuah kerajaan kecil di tempat itu, yang kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Sanggau. Hingga sekarang ini di Labai Lawai masih dapat ditemukan situs sejarah peninggalan Kerajaan Sanggau, yakni berupa batu-batu keramat yang dinamakan Batu Dara Nante dan Batu Babai Cinga. Batu-batu itu menancap di tanah dan ditutup kain kuning berbentuk segi empat dengan ketinggian sekitar 1 meter. Hingga saat ini, warga setempat masih melakukan ritual adat yang rutin diadakan setiap tahun tersebut dengan memberikan sesaji untuk batu-batu yang disucikan tersebut.

Keturunan kerajaan Sanggau yang sekarang meyakini bahwa kerjaaan leluhur mereka itu didirikan pertama kali pada tanggal 7 april 1310 M, yaitu ketika Dara Nante dinobatkan sebagai penguasa Kerajaan Sanggau yang pertama. Untuk itu maka pada tanggal 26 juli 2009, perwakilan tiga etnis yang terdapat di Sanggau yaitu Melayu, Dayak dan Tionghoa, menyepakati bahwa setiap tanggal 7 April diperingati sebagai hari jadi Kota Sanggau, meskipun hal ini sebatas pendeklarasian dan belum sebagai ketetapan pemerintah. Begitulah asal usul kota kelahiranku Sanggau.

Sanggau kampung halamanku tercinta, disanalah aku tinggal, yang beralamat di Jalan RE. Martadinata tepatnya di Tanjung Kapuas, desa Sungai Bungkok kecamata Kapuas. Desa Sungai Bungkok yag biasa disebut Sebong adalah tempat aku dilahirkan 19 tahun yang lalu. Mungkin desaku tak seindah desa yang lainnya, di desaku tidak ada sawah yang indah dan tidak ada perkebunan yang rindang karena desaku dekat dengan perkotaan. Namun desaku adalah tempat dimana manusia yang fantastis sepertiku dilahirkan dan dibesarkan. Desaku adalah rumahku yang indah dan penuh dengan kecerian karena disana banyak teman-teman yang gokil dan keren. Karena itulah aku selalu merindukan yang namanya desa Sungai Bungkok.

Rindu akan sungai bungkok mengingatkan ku dengan cerita-cerita orang-orang disana terutama tentang asal-usul desa sungai bungkok. Banyak yang mengatakan asal usul desa tersebut berawal dari cerita seorang nenek berbadan bungkuk yang hidup ditepian sungai kapuas, dan ada juga yang bercerita dengan versi yang berbeda. Beginilah ceritanya.

Dahulu kala, hiduplah seorang wanita sebatangkara yang tinggal ditepian Sungai kapuas. Ia hidup tanpa seorang pun yang menemaninya di tempat itu. Hingga menginjak lanjut usia dan tubuhnya mulai membungkuk, datanglah segerombolan pendatang yang menempati desa tersebut. Mereka pun membangun desa dengan damai. Hingga akhirnya, nenek bungkuk itu pun meninggal dunia. Untuk mengenak nenek bungkuk tersebut para pendatang pun sepakat menamakan desa tersebut bernama desa Sungai Bungkuk. Karena nenek tersebut adalah orang pertama yang hidup di desa tersebut dan tinggal di tepian Sungai Kapuas. Seiring berjalannya waktu hingga saat ini desa tersebut dikenal dengan nama desa Sungai Bungkok.

Namun banyak yang mengatakan bahwa nama desa tersebut berawal karena letak desa tersebut tepat di belokan Sungai kapuas. Karena sungai yang membelok dan terlihat seperti sungai yang membungkuk maka orang-orang menamakan desa tersebut dengan nama desa Sungai bungkuk. 

Desa yang penuh kecerian dengan orang di sekitar yang suka membuat keributan, desa tersebut menjadi terkenal di kota Sanggau. Beruntung aku dilahirkan diantara orang-orang yang ceria dan membuat hari-hariku selalu sejahtera. Desa yang terletak di pinggiran sungai terpanjang di Indonesia yaitu sungai Kapuas adalah salah satu desa yang dulunya adalah daerah yang dikuasai oleh kerajaan Sanggau yang menurut cerita rakyat, diketahui dan dikenal masyarakat Sanggau di kalangan suku Dayak dan Melayu yang menyebutkan bahwa pendiri pertama yakni Daranante.

Kerajaan Sanggau yang lebih dikenal dengan nama Keraton Surya Negara adalah sebuah kerajaan peninggalan sejarah zaman dahulu. Pada awalnya keraton yang dibangun oleh Putri Daranante tersebut dipusatkan di Desa Mengkiang atau tepatnya ke arah hulu Sungai Sekayam, namun sejarah tidak menyebutkan tahun berapa berdirinya. Kemudian saat Sultan Ayub sebagai penambahan kala itu, memindahkan pusat kerajaan Sanggau ke Desa Kantuk serta mendirikan Mesjid Jami, saat ini terletak di Kota Sanggau. Hingga saat ini Keraton Surya Negara masih ada sehingga ini harus dijaga dan dirawat keberadaannya agar menjadi bukti sejarah dan objek wisata yang menarik bagi wisatawan. Setiap tahunnya, sering diadakan pameran situs bersejarah di keraton Surya Negara. Dan banyak pengunjung yang datang melihat pameran itu, termasuk aku. Di dalam keraton Surya Negara banyak menyimpan benda pusaka yang sepertinya begitu keramat. Seperti yang pernah ku lihat benda keramat yang paling menonjol adalah meriam berkepala naga yang berwarna keemasan. Terlihat begitu menakjubkan jika melihat kedalam singgasana Keraton Surya Negara yang penuh dengan benda bersejarahnya.

Masih banyak yang ingin ku ceritakan tentang kampung halamanku Sanggau yang merupakan daerah yang memiliki beraneka ragam keunikan alamnya, terutama Sungai Kapuas yang terkenal di Indonesia bahkan di dunia karena mempunyai beribu-ribu anak sungai. Dan dengan keangkeran yang selalu terjadi di Sungai Kapuas tersebut. Dan sekarang akan ku ceritakan keangkeran dari sungai kapuas itu. Sungai Kapuas adalah sungai yang mungkin banyak menyimpan misteri yang ada di dalamnya. Terutama hewan-hewan yang hidup di sungai tersebut. Menurut cerita yang pernah ku dengar, sungai kapuas banyak dihuni oleh hewan keramat atau yang biasa orang Sanggau namakan dengan sebutan Puaka. Dalam cerita yang ku dengarkan dari orang tua di kampung halamanku itu, ada hewan-hewan langka yang hidup bersembunyi di sungai itu, dan merupakan hewan mitos jelmaan manusia dan ada kaitannya dengan orang-orang yang tenggelam di sungai kapuas tersebut. Dan ada juga puaka yang selalu muncul di sungai tersebut. Ada beberapa hewan langka yang pada zaman dahulu begitu dikenal oleh masyarakat yaitu Golong uwi, Gana rangkang, ikan tapah yang sering di temukan dan puaka-puaka lainnya seperti buaya putih sering muncul di permukaan sungai tersebut. Tapi ada beberapa misteri yang belum terungkapkan dari sungai kapuas tersebut hingga kini terutama di muara sungai sekayam. Sungai sekayam merupakan anak sungai kapuas yang penuh dengan misteri. Di sungai sekayam lah aku banyak mendapatkan cerita yang benar-benar ku alami sendiri.

Saat itu aku duduk di kelas 2 SMA, hoby ku emang memancing, dan saat itu liburan panjang, aku dan teman-teman pergi ke sungai sekayam yang tidak jauh dari rumahku untuk memancing ikan disana di pagi hari. Kata orang-orang banyak ikan-ikan gede disana. Dan sampailah kami di sungai sekayam dan kami telusuri kedalam sungai tersebut hingga agak jauh dari perkampungan. Sampai lah kami di pinggiran sungai yang banyak batunya. Dan kami pun memulai memancing untuk memperoleh ikan yang banyak dan ikan yang besar. Selama memancing kami bercerita tentang hal-hal yang berbau mistis hingga saat pancingan teman ku ditarik oleh ikan yang sepertinya begitu besar. Dan yang terjadi adalah pancingan itu tidak bisa di tarik oleh kami bertiga hingga pancingan itupun terlempar dalam beberapa detik. Dan..........bhhhuuussssss...cebbuurrff..... terlihat ekor udang yang menghempaskan air yang mungkin lebih besar dari perahu kami. Karena rasa takut beberapa menit kemudian kami pun pulang diam tanpa kata. Karena rumah kakek ku dekat dengan sungai sekayam, aku pun singgah di rumah kakek. Hingga sampai di rumah kakek, aku pun menceritakan ke kakek ku. Saat itu kakek ku pun bercerita panjang lebar tentang yang ada di sungai sekayam itu. Dulu saat kakekku masih muda memancing ikan di pelosok sungai sekayam, kakekku melihat ular yang sangat besar dan mungkin panjangnya mencapai 15meter. Ular itu konon katanya adalah jelmaan dari seorang manusia laki-laki botak yang tanpa diketahui identitasnya. Selain itu sungai sekayam memiliki misteri yang belum banyak diketahui oleh masyarakat setempat. Tepat di dasar sungai sekayam terdapat sungai sungai yang lebih lebar dari atas permukaan sungai sekayam. Lubangnya berada tepat di Muara sungai sekayam, di bawah jembatan gantung sekayam. Dan konon dahulu kala, tepat di bawah jembatan gantung sekayam itu pula terdapat pohon bayam yang konon katanya setiap di tebang pohon itu akan tumbuh kembali. Pohon itu dahulu kala menghambat perjalanan putri Daranante untuk mencari suaminya Babai Cingak di hulu sungai Sekayam. Misteri yang selalu muncul adalah selalu tenggelamnya pendatang dari luar Sanggau yang mandi berenang di dekat muara sungai sekayam itu. Misteri itu berlanjut hingga sering munculnya jelmaan hewan di pasir timbul sungai kapuas. Mungkin masih banyak lagi misteri yang ada di alam sungai kapuas yang terdapat di kampung halamanku, Sanggau. Namun sekarang tercemarnya sungai kapuas di daerah Sanggau akibat aktivitas penambangan emas di sungai kapuas maka tidak ada lagi kabar misteri yang selalu muncul. Walaupun telah mengalami pencemaran Sungai Kapuas tetap menjadi urat nadi bagi kehidupan masyarakat Sanggau di sepanjang aliran sungai kapuas.

Selain dengan sungai yang terkenal, Sanggau juga mempunyai tempat wisata yang begitu menakjubkan. Salah satu tempat wisata alam yang menjadi kebanggaan Kabupaten Sanggau adalah kawasan wisata Panjur Aji. Wisata Pancur Aji adalah tempat wisata yang sering aku kunjungi karena letaknya tidak jauh dari desaku. Mungkin jika menggunakan kendaraan bermotor hanya 15 menit untuk mencapai kawasan wisata Pancur Aji dari tempatku. Kawasan wisata yang lumayan bagus itu menyimpan beragam tumbuhan, satwa liar dan jutaan rahasia alam lainnya. Setiap tahun aku selalu mengunjungi kawasan wisata Pancur Aji itu untuk menenangkan pikiran karena tempat itu memilik keaslian hutan yang menawarkan kesegaran alami. Setiap hari raya banyak orang yang datang mengunjungi Pancur Aji bersama keluarganya untuk bersenang-senang menikmati dan melihat hewan-hewan liar yang dilindungi dan keindahan pesona alamnya yang terlihat erotis dan alami serta menikmati air terjunnya. 


Berbicara soal air terjun, menurutku mungkin air terjun Riam Macan Goa Maria lebih menakjubkan dari air terjun yang ada di Pancur Aji. Wisata air terjun dengan ketinggian mencapai 20 meter itu berada tidak jauh dari kawasan wisata Pancur Aji. Tempat itu adalah salah satu tempat wisata rohani di Kabupaten Sanggau yang terdapat di Riam macan Goa maria. Goa yang terdapat patung Bunda Maria yang dijadikan symbol tempat wisata rohani ini sering dikunjungi warga untuk menikmati keindahan alam dan sejuknya air pegunungan. Tidak dapat dipungkiri, air terjun riam macan ini sangat menakjubkan. Namun terdapat misteri yang selalu muncul saat menuju ke air terjun itu. Tepatnya di jalan masuk menuju goa maria tersebut, jika pergi tanpa ada teman yang menemani di jalan akan di ikuti oleh sesosok yang mungkin bisa dikatakan adalah hantu penunggu air terjun riam macan itu. Iiiihhh sereemmm.

Nah kali ini akan ku ceritakan keadaan kota Sanggau dari desa Penyeladi sampai desa Semboja hingga keluhan masyarakatnya. Keadaan jalan Sanggau sangat memprihatinkan. Ini udah rahasia umum. Semua orang pasti tahu. Penyeladi adalah desa yang begitu ku kenali dengan pesona hutan yang begitu alami dan angker dan banyak meremnggut nyawa banyak penumpang bus, tepatnya selalu terjadi di Kapit desa penyeladi selalu terjadi kecelakaan, namun sekarang jalan itu sudah di tutup dan di pindahkan ke jalan baru saat pemerintahan Usman Jafar (kalau tidak salah sih). Desan itu tiap tahunnya, selalu tumbuh tanaman langka dunia, yaitu tumbuhan Bunga Bangkai. Selain Bunga Bangkai, desa penyeladi mempunyai jalan yang sempit dan berlubang serta berdebu membuat masyarakat selalu mengeluh karena rumah masyrakat yang terlalu dekat dengan jalan raya.

Berjalanlah ke desa tetangganya yaitu desa Sungai pelanduk. Konon dahulu kala, desa tersebut terdapat banyak binatang pelanduk yang berkeliaran disana, dan hingga saat ini desa tersebut di kenal dengan nama Sungai Pelanduk. Desa yang bergabung dengan desa entakai melayu ini adalah desa yang masyarakatnya bekerja sebagai petani dan penyedot pasir di sungai kapuas. 

Dan bergeser sedikit kira-kira 2km terdapat desa yang begitu fantastis, itu adalah desaku, Sungai bungkok. Sungai bungkok yang bertetangga dengan desa Tanjung Kapuas merupakan desa yang memiliki anak muda yang nakal-nakal. Anak masih saja udah mulai belajar merokok dan minum minuman keras. Dan masyarakatnya banyak yang pemalas. Suka gosipin tetangga sendiri. Untung saja orang sepertiku tidak terpengaruh. Heheee

Melewati desa Tanjung Kapuas sampailah di desa Sekayam. Sekayam terkenal dengan dua jembatan gantung yang menyeberang Sungai Sekayam. Salah satu jembatannya suka bergoyang jika dilewati oleh kendaraan bermobil. Dan tempat itu juga angker. Jika di perhatikan banyak masyarakat disana tidak peduli dengan tetangganya sendiri, namun ada juga yang sangat ramah. Mayoritas masyarakat disana kehidupannya makmur. 

Setelah desa sekayam, menginjaklah kita di desa Kantuk, tempat dimana keraton Surya Negara berada. Masyarakat yang kebanyakan merupakan keturunan raja-raja keraton. 

Kelurahan ilir kota adalah desa yang terdapat di kota sanggau sama dengan desa Kantuk. Kelurahan ilir kota mencakup banyak desa, yaitu sanggau permai, sungai sengkuang, ampera, beringin, mungguk badang, kampung arang dan sungai kosak dan lain-lain. Sanggau permai adalah tempat dimana sirkuit balapan dan GOR berada. Sekarang sirkuit dan GORnya hancur. Tidak terawat oleh yang bertanggung jawab. Desa sungai kosak adalah desa yang banyak sampah dibuang disana. Saat melewati jalan itu kita pasti melewati tempat pembuangan sampah itu di sepanjang jalan. Kira-kira setengah kilometer sampah berserakan disana. Melewati bau yang tak sedap jika kita menuju ke sungai kosak tersebut.

Desa perintis yang bertetangga dengan desa Liku banyak terdapat anjing peliharaan yang berkeliaran, jangan sampai berjalan kaki di daerah itu. Karena banyak anjing galak disana. Dan sampailah di desa Bunut dimana adanya kawasan wisata yang selalu di banggakan masyarakat sanggau yaitu wisata Pancur Aji. Serta desa Semboja yang mempunyai keindahan yang sangat menakjubkan yang memilik wisata arus air yang begitu derasnya sangat laju yaitu Air Laverna. Desa semboja terutama Laverna adalah tempat umum anak muda Sanggau berduaan dengan pacarnya masing-masing. Namun sekarang tidak lagi karena sekarang intel sering berkeliaran. 

Ya hanya itu mungkin yang dapat saya ceritakan tentang kampung halamanku Kota Sanggau. Kampung halaman yang jalan rayanya sangat memprihatinkan. Padahal jalan itu adalah jalan Provinsi. Dan tidak dapat dipungkiri karena fantastisnya jalan Sanggau membuat Sanggau terkenal dengan jalan yang bisa membuat pengendara bermotor bisa seperti berpetualangan dengan menaiki kuda. Itulah ciri-ciri Sanggau kampung halamanku tercinta. Banyak yang ingin ku ceritakan tentang Sanggau, karena aku tidak dapat mengolah kata maka sampai disinilah yang dapat diceritakan.  Sekian dan sampai jumpa jumpa.

Tidak ada komentar